Have an account?

Jumat, 05 Maret 2010

Raja Solomo dan Nabi Sulaeman A.S.


Cerita tentang Sulaiman ditulis di dalam Alquran dan tersebar dalam empat surat, yaitu: Surat ke-2 Al-Baqarah ayat 102, Surat ke-27 An-Naml ayat 15-44, Surat ke-34 Saba’ ayat 12-14, dan Surat ke-38 Shad ayat 30-44. Muhammad mengatakan bahwa Alquran adalah kata-kata Allah dan umat Islam percaya bahwa isi Alquran adalah ucapan Allah. Untuk melihat apakah benar isi Alquran terutama yang mengenai kisah Salaiman sungguh-sungguh berasal dari Allah mari kita banding apa yang tertulis di dalam Alquran dengan kisah hidup raja Salomo yang ditulis oleh orang Yahudi di dalam Alkitab.

Surat ke-2 : 102
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa Kerajaan Sulaeman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaeman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaeman tidak kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengabarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.”
Maka mereka memperlajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (Kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.
Kisah Salomo yang ditulis orang Yahudi tidak menyinggung sama sekali tentang setan dan pada jaman itu tampaknya bangsa Israel tidak mengenal setan. Jika mereka mendapat kesusahan mereka tidak menuduh bahwa kesusuahan itu karena ulah setan tetapi mereka percaya bahwa kesususahan yang harus mereka hadapi adalah perbuatan Tuhan, yang marah karena mereka melakukan kesalahan kepada Tuhan. Dan tidak disebut sama sekali tentang sihir dan pandangan tentang sihir juga tidak ada di dalam pemikiran orang Israel pada waktu itu karena semua keajaiban yang mereka saksikan dan rasakan, mereka percaya berasal dari Allah sebagai himat dari perbuatan mereka yang setia kepada Allah.
Alquran juga menyebut kata kafir yang sebenarnya tidak asing bagi bangsa Israel. Menurut orang Israel, mereka yang tidak bersunat dan bukan orang Israel adalah kafir. Ada beberapa kata kafir ditulis di dalam Alkitab baik di dalam Perjanjian Baru maupun di dalam Perjanjian Lama. Tetapi khusus di dalam kisah Salomo yang ditulis di dalam Alkitab tidak ada satu pun kata kafir yang disebut dan hubungan Salomo dengan orang asing sangat baik, hal itu mudah dilihat bahwa mereka yang dilibatkan dalam pembangunan Bait Suci dan Istana Salomo kebanyakan adalah orang asing yang dalam istilah orang Israel adalah bangsa kafir. Demikian juga pandangan Salomo tentang orang kafir sangat bersahabat dan bisa dilihat pada doa Salomo kepada Tuhan setelah tabut perjanjian dimasukkan ke dalam Bait Suci, yang mengharapkan agar Allah Israel juga mau mendengarkan doa orang asing.

Surat ke-27 : 15-22
Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaeman; dan keduanya mengucapkan, “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-nya yang beriman.”
Dan Sulaeman telah mewarisi Daud, dan dia berkata, “Hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia yang nyata.”
Dan dihimpunkan untuk Sulaeman tentaranya dari jin, manusia, dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seokor semut, “Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaeman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari, maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, “Ya Tuhan-ku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugrahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”
Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat hudhud (sejenis burung pelatuk) , apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-banar akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang.”
Maka tidak lama kemudian (datanglah hudhud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.
Tidak ada cerita dalam kisah Salomo yang menyebutkan tentang kemampuan manusia berbicara dengan binatang, yang ada adalah, Salomo menulis kitab pujian kepada Tuhan yang isi salah satu baitnya bercerita tentang empat binatang yang terkecil, yaitu semut, pelanduk, belalang, dan cicak. Bait lainnya bercerita tentang empat hal yang gagah jalannya, yaitu singa, ayam jantan, kambing jantan, dan seorang raja. Bahkan di seluruh isi Alkitab tidak ada disebutkan ada manusia yang bisa berbicara dengan binatang hal itu juga tidak mungkin terjadi, karena orang Yahudi memandang Alkitab adalah kitab suci yang harus dihormati sehingga tidak mungkin dicampuradukkan dengan dongeng.

Surat ke-27 : 23-44
Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita (yaitu Ratu Balqis yang memerintah Kerajaan Sabaiyyah di zaman Nabi Sulaiman) yang memerintah mereka, dan dia dianugrahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.
Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.
Allah, tiada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia, Tuhan yang mempunyai Arasy yang besar.”
Berkata Sulaiman, “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.”
Berkata ia (Balqis), “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepdaku sebuah surat yang mulia. Ssungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
Berkata dia (Balqis), “Hai para pembesar, berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku).”
Mereka menjawab, “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan.”
Dia berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina dan demikianlah pulalah yang akan mereka perbuat. Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu.”
Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata, “Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.
Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba’) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina.”
Berkata Sulaiman, “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin, “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu, sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.”
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Alkitab, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum katamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasananya itu terletak di hadapannya, ia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
Dia berkata, “Ubahlah baginya singgasananya, maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal-(nya).”
Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya, “Serupa inikah singgasanamu?” Dia menjawab, “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri.”
Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. Dikatakan kepadanya, “Masuklah ke dalam istana.” Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya.” Berkatlah Sulaiman, “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca.” Berkatalah Balqis, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.”
Di dalam cerita Salomo yang ditulis di dalam Alkitab surat yang ditulis Salomo ditujukan kepada Hiram, raja negeri Tirus bukan kepada ratu negeri Syeba dan dibawa oleh seorang utusan bukan oleh burung. Isi surat meminta bantuan Hiram dalam rangka membangun Bait Suci dan Istana Salomo bukan untuk meminta agar Hiram datang menyerahkan diri kepada Salomo.
Surat Salomo kepada Hiram adalah surat yang bersahabat dan demikian juga kunjungan ratu negeri Syeba dilakukan dalam rangka menjalin persahabatan. Tidak ada kejadian yang ditulis di dalam Alkitab tentang Salomo yang menyangkut ancam mengancam sehingga kata-kata yang tertulis di dalam Alquran, “Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba’) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina,”sangat aneh.
Singgasana besar yang dimiliki Salomo dibuat oleh orang-orang atas perintah Salomo dan bukan pemberian dari ratu Syiba dan singgasana itu menjadi salah satu bukti kebesaran Salomo yang juga menunjukkan kecanggihan teknologi yang dikuasainya pada jaman itu.
Alkitab tidak menyebut kolam tetapi malah menyebut “laut” untuk kolam yang dibuat Salomo yang digunakan oleh imam sebagai pembasuh dan kolam itu bukan diletakkan di istana tetapi di Bait Suci. Tidak diceritakan di dalam Alkitab bahwa ratu negeri Syiba masuk ke Bait Suci dan melihat kolam itu karena ratu Syiba hanya dibawa masuk ke istana Salomo.
Jika Sdr. Wawan Susetya memuji kemampuan Muhammad tentang kaca juga tidak tepat, karena kaca baru dibuat dalam lempengan tembus pandang dan digunakan untuk bahan bangunan baru dimulai pada abad ke-11 atau sekitar 2.000 tahun lebih setelah kematian Salomo. Memang sejarah kaca dalam kehidupan manusia sudah dimula sekita 2500 tahun sebelum Masehi atau sekitar 1.500 tahun sebelum jaman Salomo tetapi pada waktu itu kaca baru digunakan sebagai hiasan dan kemudian juga untuk keperluan peralatan rumah tangga dan Alkitab tidak menyebut sama sekali adanya kaca yang digunakan dalam membuat Bait Suci dan Istana Salomo.

Surat ke-34 : 12-14
Dan Kami (tundukkan) bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanan di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.
Catatan: Maksudnya: Bila Sulaiman mengadakan perjalanan dari pagi sampai tengah hari maka jarak yang ditempuhnya sama dengan jarak perjalanan unta yang cepat dalam sebulan. Begitu pula bila ia mengadakan perjalanan dari tengah hari sampai sore, maka kecepatannya sama dengan perjalanannya sebulan.
Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berasa di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.
Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala mereka ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.
Alkitab menyebutkan bahwa Salomo mempunyai banyak kuda dan kereta sehingga bisa ditarik kesimpulah bahwa kendaraan yang digunakan Salomo untuk berpergian adalah kereta. Bahwa dengan menunggang kereta Salomo bisa bergerak cepat mungkin saja terjadi walau hal itu tidak diceritakan dalam kisah asli Salomo. Tetapi bahwa Salomo bisa bepergian dengan menggunakan angin tidak diceritakan sama sekali dan tidak wajar bagi seorang manusia biasa kecuali dalam sebuah dongeng.
Seluruh isi Alkitab baik Perjanjian Baru maupun Perjanjian Lama, jika berbicara tentang Allah adalah Tuhan yang maha kuasa, yang bisa mendatangkan mukjizat dan juga bisa memberi hikmat kepada manusia sehingga apa yang tidak mungkin di tangan manusia bisa mungkin di tangan Tuhan. Hal itu terjadi pada Abraham yang mendapatkan anak dari istrinya Sara yang mandul dan demikian juga yang terjadi pada Salomo, bangunan Bait Suci dan Istana Raja Israel bukan hasil sebuah mukjizat tetapi adalah murni karya manusia yang mendapat hikmat dari Tuhan. Alquran yang menyebutkan bahwa Bait Suci dan segala perlengkapannya dibuat oleh para jin sangat menyimpang dari ajaran tentang Tuhan Yang Maha Kuasa.
Alkitab menceritakan bahwa Salomo mati dengan wajar dan dikuburkan di kota Daud sehingga sangat aneh apa yang ditulis di dalam Alquran bahwa kematian Salomo yang pada waktu itu masih menjabat sebagai raja Israel tidak diketahui orang lain sehingga tongkatnya dimakan rayap.

Surat ke-38 : 30-40
Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (Ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore, maka ia berkata, “Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan.”
“Bawalah semua kuda itu kembali kepadaku.” Lalu ia potong kaki dan leher kuda itu. Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertobat. Ia berkata,” Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugrahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.”
Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya, dan (Kami tundukkan pula kepadanya) setan-setan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan setan yang lain yang terikat dalam belenggu. Inilah anugrah Kami, maka berikanlah ( kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada pertanggungjawaban. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik.
Memotong leher dan kaki kuda tanpa tujuan yang jelas tentu pekerjaan sadis yang hanya bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki rasa perikebinatangan dan Alkitab tidak mengajarkan hal itu untuk dilakukan dan karena itu juga memang tidak ada dalam kisah Salomo bahwa ada kuda yang dipotong leher dan kakinya. Apalagi pemotongan itu menyebabkan Salomo sakit dan yang diceritakan dalam Alkitab adalah Salomo yang jaya yang diberkati Tuhan sehingga negeri yang diperintahnya bisa hidup dalam kemuliaan dan Salomo yang diberkati Tuhan hidup sehat sampai ajal menjemputnya.
Diposkan oleh Memahami Perbedaan Agama di 17:58
Label: Raja Solomo dan Nabi Sulaeman

0 komentar:

Posting Komentar