Have an account?

Sabtu, 20 Februari 2010

Alexander Agung Histories


Aleksander Agung
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Alexander (yang) Agung, juga dieja: Aleksander (yang) Agung, (bahasa Yunani: Μέγας Ἀλέξανδρος ("Megas Alexandros"), bahasa Inggris: Alexander the Great) adalah seorang penakluk asal Makedonia. Ia diakui sebagai salah seorang pemimpin militer paling jenius sepanjang zaman. Ia juga menjadi inspirasi bagi penakluk-penakluk seperti Hannibal, Pompey dan Caesar dari Romawi, dan Napoleon. Dalam masa pemerintahannya yang singkat, Alexander mampu menjadikan Makedonia sebagai salah satu kekaisaran terbesar di dunia.
[sunting] Riwayat

Alexander dilahirkan pada tanggal 20 Juni 356 SM di Pella, ibu kota Makedonia, sebagai anak dari Raja Makedonia, Fillipus II, dan istrinya Olympias, seorang Putri dari Epirus. Ketika kecil, ia menyaksikan bagaimana ayahnya memperkuat pasukan Makedonia dan memenangkan berbagai pertempuran di wilayah Balkan. Ketika berumur 13 tahun, Raja Filipus mempekerjakan filsuf Yunani terkenal, Aristoteles, untuk menjadi guru pribadi bagi Alexander. Dalam tiga tahun, Aristoteles mengajarkan berbagai hal serta mendorong Alexander untuk mencintai ilmu pengetahuan, kedokteran, dan filosofi. Pada tahun 340 SM, Filipus mengumpulkan sepasukan besar tentara Makedonia dan menyerang Byzantium. Selama penyerangan itu, ia memberikan kekuasaan sementara kepada Alexander yang ketika itu berumur 16 tahun, untuk memimpin Macedonia.

Raja Phillip II meninggal tahun 336 SM oleh pembunuh gelap pada saat pernikahan putrinya. Alexander pun naik tahta menggantikan ayahnya pada usia 20 tahun. Sesaat setelah kematian Phillip, kota-kota di Yunani yang sebelumnya telah tunduk pada Makedonia seperti Athena dan Thebes memberontak. Alexander segera bertindak dan berhasil menggagalkan pemberontakan tersebut. Namun, tahun beikutnya terjadi pemberontakan kembali, dia memutuskan untuk bertindak tegas dengan mengahancurkan Thebes dan menjual seluruh penduduknya sebagai budak. Kejadian ini berhasil memadamkan keinginan kota-kota lain untuk memberontak.

Tahun 335 SM, Alexander menyerang Persia dengan membawa sekitar 42.000 pasukan. Selama dua tahun berikutnya Alexander memenangkan berbagai pertempuran melawan pasukan Persia hingga akhirnya dia berhasil mengalahkan pasukan yang dipimpin oleh Raja Persia Darius III pada 333 SM. Darius yang kabur berusaha untuk damai dengan menawarkan Alexander wilayah dan harta namun ditolak. Alexander mengatakan bahwa dia sekarang adalah Raja Asia dan hanya dia yang berhak menentukan pembagian wilayah. Alexander kemudian meneruskan ekspansi militernya hingga berhasil menaklukkan wilayah Mesir hingga ke perbatasan India sebelum terpaksa berhenti karena prajuritnya yang kelelahan karena pertempuran terus-menerus selama sepuluh tahun.

Alexander kemudian kembali ke kerajaanya untuk merencanakan ekspansi baru. Selama perjalanan ia mengeksekusi banyak satrap (semacam gubernur) dan pejabat yang bertindak melenceng sebagai contoh. Kemudian sebagai wujud terima kasih pada para prajuritnya, Alexander memberi sejumlah uang pada mereka dan menyatakan bahwa ia akan mengirim para veteran dan cacat kembali ke Makedonia. Namun tindakan ini justru diartikan sebaliknya oleh prajurit Alexander. Selain itu, mereka juga menentang sejumlah keputusan Alexander, seperti mengadopsi budaya Persia dan dimasukkanya pasukan dari Persia ke dalam barisan prajurit dari Makedonia. Sejumlah Prajurit kemudian memberontak di kota Opis. Alexander mengeksekusi para pemimpin pemberontakan tersebut, namun mengampuni para prajuritnya. Dalam upaya menciptakan perdamaian yang bertahan antara orang-orang Makedonia dan rakyat Persia, Alexander mengadakan pernikahan massal antara para perwiranya dengan wanita bangsawan dari Persia. Akan tetapi, hanya sedikit pernikahan yang bertahan lebih dari setahun.

Sewaktu di Babilonia, Alexander tiba-tiba terkena sakit parah dan mengalami demam selama 11 hari sebelumnya akhirnya meninggal pada tanggal 10 Juni 323 SM, dalam usia sekitar 33 tahun. Penyebab kematian yang sesungguhnya tidak jelas.

Setelah kematian Alexander, tidak adanya ahli waris menyebabkan terjadi perpecahan dan pertempuran antara para bawahannya. Akhirnya, setelah perselisihan bertahun-bertahun, sekitar tahun 300 SM, kekuasaan atas bekas kerajaan Alexander terbagi menjadi 4 wilayah yang masing dikuasai salah satu jendral Alexander.
Dunia pada saat kematian Alexander, menunjukkan kemaharajaannya dalam konteks geopolitik yang lebih besar

Walaupun hanya memerintah selama 13 tahun, semasa kepemimpinannya ia mampu membangun sebuah imperium yang lebih besar dari setiap imperium yang pernah ada sebelumnya. Pada saat ia meninggal, luas wilayah yang diperintah Alexander berukuran 50 kali lebih besar daripada yang diwariskan kepadanya serta mencakup tiga benua (Eropa, Afrika, dan Asia).

Penyatuan wilayah dari makedonia hingga persia oleh Alexander Agung menyebabkan terbetuknya perpaduaan kebudayaan Yunani, Mediterrrania, Mesir, dan Persia yang disebut dengan kebudayaan Hellenisme. Pengaruh Hellenisme ini bahkan sampai ke India dan Cina. Khusus di Cina, pengaruh kebudayaan ini dapat ditelusuri di antaranya dengan artefak yang ditemukan di Tunhuang.

Alexander selama ekspansinya juga mendirikan beberapa kota yang semuanya dinamai berdasarkan namanya, seperti Alexandria atau Alexandropolis. Salah satu dari kota bernama Alexandria yang berada di Mesir, kelak menjadi terkenal karena perpustakaannya yang lengkap dan bertahan hingga seribu tahun lamanya serta berkembang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia pada masa itu.

Gelar The Great atau Agung di belakang namanya diberikan karena kehebatannya sebagai seorang raja dan pemimpin perang lain serta keberhasilanya menaklukkan wilayah yang sangat luas hanya dalam waktu 10 tahun.
[sunting] Alexander Agung dan Dzulqarnain
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Alexander dalam Al-Qur'an

Lihat pula: Hikayat Iskandar Zulkarnain

Alexander Agung adalah salah satu tokoh yang dianggap sebagai Dzul Qarnain (Iskandar Zulkarnain) yang dapat ditemukan pula pada kitab suci Al Qur'an, Surah Al Kahfi 83-101. Dikisahkan ialah yang mengurung bangsa Ya’juj dan Ma’juj (Gog dan Magog) - yang menurut hadist shahih, bangsa tersebut akan keluar di akhir zaman. Riwayat ini bemula dari saat ia akan menaklukkan suatu daerah, penduduk tersebut tanpa disangka bersedia mengikutinya. Asal bangsa Yajuj dan Majuj dikurungnya. Maka Iskandar Dzulqarnain mengurung kedua bangsa tersebut. Dan para penduduk pun bersedia ditaklukkan dengan suka cita.

Anggapan tersebut datang dari kisah Alexander Romance yang sudah ada sebelum Islam. Beberapa allamah Muslim menolak anggapan Alexander Agung adalah Dzul Qarnain, sebab Alexander Agung bukanlah monoteis, sedangkan Dzul-Qarnain adalah penyembah Allah dan hanya seorang penguasa.
[sunting] Pranala luar
Wikimedia Commons
Wikimedia Commons memiliki kategori mengenai Aleksander Agung

* (en) Daftar referensi sumber pertama mengenai Alexander di livius.org
* (en) Artikel, forum diskusi, dan informasi referensi mengenai Alexander
* (en) Lysimachos.com - Artikel mengenai Alexander

[sembunyikan]
l • b • s
Daftar tokoh dengan gelar yang Agung
Di Asia
Sultan Agung · Ramkhamhaeng · Naresuan · Narai · Taksin · Buddha Yodfa Chulaloke · Chulalongkorn · Bhumibol Adulyadej · Sejong yang Agung · Kangxi yang Agung · Asoka yang Agung · Kanishka · Mengrai · Akbar yang Agung · Yu yang Agung · Parākramabāhu I · Raja Raja Kola I · Gwanggaeto yang Agung · Anawrahta · Bayinnaung
Di Eropa
Konstantin yang Agung · Alfred yang Agung · Pyotr I dari Rusia · Yekaterina II dari Rusia · Friedrich Wilhelm dari Brandenburg · Friedrich II dari Prusia · Alfonso III dari León · Henri IV dari Perancis · Herodes yang Agung · Kazimierz III dari Polandia · Karel yang Agung · Tigranes yang Agung · Ştefan III dari Moldavia · Pietro III dari Aragon · Ivan III dari Rusia · João I dari Portugal · Pompey · Justinianus I · Knut yang Agung · Fernando I dari León dan Kastilia · Hugo yang Agung · Antiochus III yang Agung · Llywelyn yang Agung · Lajos I dari Hongaria · Louis XIV dari Perancis · Theodosius I · Guillaume V, Adipati Aquitania · Bolesław I dari Polandia · Sancho III dari Navarre · Theodoric yang Agung · Gustav II Adolf · Vytautas yang Agung · Rhodri yang Agung
Di Timur Tengah
dan Afrika
Ramses II dari Mesir · Aleksander yang Agung · Koresh yang Agung · Darius I dari Persia · Xerxes I dari Persia · Abbas yang Agung · Reza Shah · Mubarak Al-Sabah · Askia Mohammad I · Mithridates II dari Parthia · Nebukadnezar II dari Babilonia · Sargon dari Akkadia · Shapur II · Timur yang Agung · Umar yang Agung
Di Amerika
Kamehameha I
David face.png Artikel bertopik biografi tokoh ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Aleksander_Agung"
Kategori: Yunani Kuno | Penguasa monarki Persia | Kelahiran 356 SM | Kematian 323 SM | Firaun | 100 Tokoh menurut Michael H. Hart
Kategori tersembunyi: Rintisan bertopik biografi
Tampilan.

0 komentar:

Posting Komentar